Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs
Minggu, 15 Juni 2014

RPP KURIKULUM 2013



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MENURUT KURIKULUM 2013

Dalam pedoman umum pembelajaran untuk penerapan kurikulum 2013 disebutkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajarn (RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup data sekolah, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media, alat, sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian. RPP sangatlah menunjang pembelajaran. Hal ini disebabkan karena RPP menjadi pedoman acuan untuk guru dalam memberikan pembelajaran setiap pertemuannya. RPP harus dibuat atau dikembangkan setiap awal semester atau awal tahun pelajaran. Hal ini bertujuan agar RPP telah tersedia terlebih dahulu sebelum kegiatan awal pembelajaran berlangsung, dan guru bisa menjalankan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan secara sistematis.
RPP harus disusun oleh guru yang bersumber dari isi kurikulum yang berlaku dan silabus yang telah dikembangkan oleh pemerintah pusat di tingkat nasional. Guru harus bisa mengembangkan RPP berdasarkan isi silabus dengan kondisi peserta didik, minat dan bakat yang dimiliki peserta didiknya, potensi, motivasi belajar, kemampuan sosial, dan lingkungan peserta didik. Jadi guru dalam mengembangkan RPP harus berawal dari karakteristik siswa yang akan diberikan pembelajaran, hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran bisa dicapai secara optimal. Dan proses pembelajaran berjalan secara sistematis dan terarah dan bisa diselsaikan sesuai dengan waktu yang disediakan. Sesuai dengan kurikulum 2013, maka yang lebih aktif dalam pembelajaran adalah siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Siswa lah yang aktif dalam menggali pengetahuannya sendiri melalui sumber belajar yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, penegmbangan RPP juga harus mengedepankan siswa yang belajar aktif dalam mencari informasi dan pengetahuannya.
RPP yang sesuai dengan kurikulum adalah bersifat tematik, tidak lagi bidanf studi. Oleh sebab itu, guru harus bisa membuat atau mengembangkan RPP yang padu dan terkait antara kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai. Sama halnya dengan kurikulum, RPP juga juga bersifat given dan menyesuaikan. Yang bersifat given dalam RPP adalah kompetensi inti dan kompetensi dasar. Artinya, seorang guru tidak bisa mengubah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah diberikan oleh pemerintah pusat karena mutlak harus ada dan harus digunakan. Sedangkan aspek-aspek lain dalam RPP seperti indikator, tujuan, dan lain-lain ditentukan oleh guru yang menyesuaikan dengan keadaan peserta didik yang akan melaksanakan pembelajaran tersebut. Indikator yang dibuat oleh guru harus menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya. Selain itu, indikator tersebut harus bisa diukur misalnya saja dalam indikator menggunakan kata kerja yamh bisa diukur seperti menggambar, menyebutkan, dan lain-lain. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kemampuan siswa dan materi yang akan diberikan kepada siswanya. Materi pembelajaran yang ada dalam RPP merupakan rincian dari materi pokok yang akan diajarkan. Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran. Metode ini harus disesuaikan dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa, sehingga siswa tidak jenuh mengikuti pembeljaran dan mudah memahami materi yang diberikan oleh guru. Media, alat, dan sumber belajar disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa serta materi yang akan diberikan, sehingga saling berhubungan antara satu sama lain. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Guru harus bisa mengatur waktu yang telah disediakan agar pembelajaran bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Misalnya jika alokasi waktu pertemuan adala 2x35 menit maka kegiatan awal dilangsungkan selama 10 menit, kegiatan ini dilangsungkan selama 50 menit, dan kegiatan penutup dilangsungkan selama 10 menit. Aspek terakhir dalam RPP adalah penilaian yaang terdiri dari jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen dan instruen, dan pedoman penskoran yang juga ditentukan oleh guru yang bersangkutan. RPP juga harus diketahui oleh kepala sekolah agar bisa dievaluasi dan disesuaikan dengan kebutuhan lembaga yang dipimpinya.
Senin, 09 Juni 2014

TEKNIK CETAK TINGGI

MENGGAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK CETAK TINGGI
Dalam seni rupa banyak terdapt teknik-teknik yang digunakan dalam menggambar, salah satu teknik tersebut adalah teknik cetak tinggi. Teknik cetak tinggi memanfaatkn permukaan yang timbul atau menonjol. Contoh penggunaan teknik ini yang paling sering dijumpai adalah stempel atau cap. Teknik cetak tinggi bisa menggunakan bahan-bahan dari alam yang mudah dicetak sesuai dengan yang diinginkan. Bahan-bahan yang dapat digunakan dalam teknik cetak tinggi, yaitu wortel, kentang, ubi jalar (sela), dll. Sedangkan bahan alam yang dapat digunakan langsung dalam teknik cetak tinggi adalah pelepah pisang. Pelepah pisang sudah mempunyai bentuk yang unik dan menarik sehingga bisa dijadikan pola gambar teknik cetak tinggi. Untuk pewarna dalam cetak tinggi bisa menggunakan cat warna, tinta, ataupun kesumba. Menggambar menggunakan cetak tinggi juga sama dengan teknik menggunakan stempel yaitu memerlukan bantalan. Jika tidak ada bantalan yang biasa digunakan untuk cap, bisa diganti dengan spons. Alat-alat yang perlu disiapkan adalah pisau atau cutter untuk membentuk cetakan sesuai keiginan, dan menyiapkan kertas gambar.
            Cara menggambar dengan menggunakan teknik cetak tinggi adalah sebagai berikut.
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Membentuk cetakan sesuai keinginan, misalkan membentuk wortel menjadi bunga atau bentuk yang lainnya, dengan syarat bagian yang diinginkan harus timbul atau menonjol.
3.      Memotong pelepah pisang, baik dengan bentuk memanjang maupun bentuk yang biasa sesuai keinginan.
4.      Menuangkan cat warna ataupun tinta sebagai bahan pewarna di atas bantalan.
5.      Memulai untuk menggambar dengan teknik cetak tinggi, yaitu dengan menekan bantalan yang telah berisi pewarna menggunakan pola cetakan yang sudah dibuat.
6.      Menekankan pola cetakan tersebut di atas kertas gambar sesuai dengan kreasi masing-masing individu.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan teknik cetak tinggi adalah harus ada bagian permukaan yang timbul atau menonjol yang sesuai dengan keinginan. Bahan pewarna yang digunakan adalah bahan yang mau menempel agar pola cetakan di atas kertas gambar terlihat sempurna. Jika mengajarkan teknik cetak tinggi pada anak SD, guru harus memperhatikan keselamatan siswa, sebab teknik ini juga menggunakan benda tajam seperti pisau atau cutter untuk membentu pola cetakannya.

Contoh cetak tinggi menggunakan pelepah pisang

Contoh cetak tinggi menggunakan sela

Contoh cetak tinggi menggunakan wortel

Contoh gambar menggunakan cetak tinggi 

KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013

Pendidikan di Indonesia saat ini menitikberatkan pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Saat ini, pembelajaran yang dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan harus mengarahkan siswa yang harus lebih aktif dalam menggali informasi-informasi atau wawasan dan pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan isi kurikulum terbaru saat ini yaitu kurikulum 2013, yang mana guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan siswalah yang lebih aktif dalam menggali materi. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreatifitas peserta didik, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinstetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam.
Kurikulum 2013 sekarang ini lebih menekankan pada pembelajaran yang bersifat tematik. Guru dituntut untuk bisa mengkemas tema-tema yang telah diberikan pemerintah agar menjadi pembelajaran yang terpadu, dan dapat disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Mengkemas yang dimaksud adalah guru bisa menggabungkan tema yang dianggap berhubungan, ataupun mendahulukan tema yang dianggap lebih mudah diserap siswa. Jadi tema yang diberikan dari yang lebih mudah ke yang semakin sulit, agar siswa lebih mudah memahami dan mudah menangkap dan mengingat materi yang telah diberikan oleh guru. Kurikulum merupakan bagian utama dari pendidikan yang mempunyai dua sifat, yaitu given dan menyesuaikan. Given mengandung arti bahwa kurikulum tersebut berasal dari pemerintah yang bagian-bagiannya tidak boleh diubah oleh seorang guru karena mutlak harus ada. Sedangkan menyesuaikan artinya kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan mengajar guru. Berdasarkan sifat menyesuaikan ini, peranan guru sangatlah penting, karena guru lah yang akan menentukan bagaimana pembelajaran berlangsung sehingga siswa bisa memahami dan menerima materi yang telah diberikan.

Berdasarkan pengalaman saya, kesulitan-kesulitan yang saya alami saat mengkemas tema-tema yang ada dalam kurikulum 2013 adalah memilih tema-tema yang sesuai dan bisa digabungkan dalam pembelajaran. Hal ini dikatakan sulit karena, guru harus mengetahui karakteristik materi-materi yang ada, sehingga nantinya bisa menggabungkan materi yang saling terkait dalam pembelajaran. Kesulitan lain yang saya alami adalah menentukan waktu setiap tema yang akan diberikan. Guru harus bisa mengatur waktu setiap materinya, agar semua materi bisa terelesaikan tepat waktu dan tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diinginkan secara optimal.

PERTEMUAN KE 7 MATA KULIAH KERAJINAN TANGAN DAN SENI RUPA

SENI SEBAGAI ALAT BUKAN SEBAGAI TUJUAN

Seni, kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Apalagi di Bali yang terkenal dengan kebudayaan dan keseniannya. Banyak sekali pekerja seni yang yang menjadikan karya-karyanya sebagai mata pencaharian, khususnya yang ada di daerah wisata. Memang benar karya seni yang ada di bali banyak diminati oleh tourist-tourist yang datang dari berbagai belahan dunia. Hal ini tentu saja akan menguntungkan bagi para pekerja seni.
Seni kini juga sudah masuk ke dalam pendidikan di Indonesia, yang menjadi salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan kepada peserta didik karena melalui pendidikan seni siswa dapat mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dalam bunyi, gerak, bahasa, dan rupa. Selain itu, dengan seni juga dapat menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan siswa dalam berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan budaya global. Upaya pendidikan yang sudah umum dilakukan agar menyenangkan adalah seni. Pendidikan tentang seni sudah di dapat sejak menginjak Sekolah Dasar, bahkan saat taman kanak-kanak pun seni sudah mulai di berikan mungkin dalam bentuk karya-karya anak yang dibuat dari bahan kertas ataupun plastisin. Hal ini tentu saja akan membantu anak untuk menumbuhkembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak.  Selain itu, untuk membatu melatih anak berpikir kritis dalam menciptakan karya seni yang berikutnya.
Selain sebagai media hiburan, seni juga berperan sebagai media pendidikan, baik dalam pendidikan formal, informal, maupun non formal. Misalnya di sekolah, dalam memberikan pelajaran sejarah, guru mengajak siswanya untuk bermain peran sambil menyanyi dan bermain musik untuk memperhalus perasaan. Oleh karena itu, seni bukanlah merupakan tujuan yang harus dicapai, melainkan seni merupakan alat untuk mencapai tujuan. Artinya seni bertindak sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan di indonesia, bukan sebagai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, peranan seni dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Sehingga para guru harus senantiasa memberikan pendidikan seni yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Agar anak dapat menumpahkan kreativitas, ekspresi, dan emosinya dalam karya-karya seni yang akan mereka hasilkan.